Tayangan halaman minggu lalu

Sabtu, 10 Juli 2010

TUNADAKSA

TUNADAKSA

A.PENGERTIAN
Tunadaksa sering disebut juga cacat tubuh, cacat fisik dan cacat ortopedi. Tunadaksa berasal dari kata “ tuna yang berarti rugi atau kurang dan daksa yang berarti tubuh. Tunadaksa adalah anak yang tidak memiliki tubuh dengan sempurna. Sedangkan istilah cacat tubuh dan cacat fisik dimaksudkan untuk menyebut anak cacat pada anggota tubuhnya, bukan cacat inderanya.
Selanjutnya cacat ortopedi terjemahan dari bahasa Inggris orthopedically handicapped. Ortopedic mempunyai arti hubungan dengan otot, tulang dan persendian. Dengan demikian cacat ortopedi kelainannya terletak pada sapek otot, tulang dan persendian atau dapat juga merupakan akibat adanya kelainan yang terletak pada pusat pengatur sistem otot, tulang dn persendian.
Menurut Samuel A kirk(1986) yang dialihbahasakan oleh Moh. Amin dan Ina Yusuf kusumah (1991:3)mengemukakan bahwa seseorang dikatakan anak tunadaksa jika kondisi fisik atau kesehatan mengganggu kemampuan – kemampuan anak untuk berperan aktif dalam kegiatan sehari – hari, sekolah atau rumah. Sebagai contoh anak yang mempunyai lengan palsu tetapi ia dapat mengikuti kegiatan sekolah atau ada anak yang minum obat untuk mengendalikan gangguan kesehatannya maka anak – anak jenis itu tidak termasuk gangguan penyandang gangguan fisik.Tetapi jika kondisi fisik tidak mampu memegang pena, atau anak sakit – sakitan ( mengidap penyakit kronis)sering kambuh sehingga ia tidak dapat bersekolah secara rutin maka anak itu termasuk penyandang gangguan fisik(tunadaksa)
Jadi tunadaksa dapat didefinisikan sebagai bentuk kelainan atau kecacatan pada sistem otot, tulang dan persendian dan syaraf yang disebabkan oleh penyakit, virus dan kecelakaan baik yang terjadi sebelum kelahiran,saat kelahiran dan sesudah kelahiran. Gangguan itu mengakibatkan gangguan koordinasi, komunikasi, adaptasi, mobilisasi dan gangguan perkembangan pribadi.
B. KLASIFIKASI ANAK TUNADAKSA
Dilihat dari sistem kelainan terdiri dari
a.Kelainan pada sistem cerebral
Kelainan pada sistem cerebral berupa cerebral palsy yang menunjukkan kelaianan gerak, sikap dan bentuk tubuh, gangguan koordinasi dan kadang disertai gangguan psikologi dan sensoris karena adanya kerusakan pada masa perkembangan otak.
Menurut derajat kecacatannya Cerebral Plasy diklasifikasikan menjadi: (1)Ringan,dengan ciri- ciri yaitu dapat berjalan tanpa alat bantu, bicara jelas, dan dapat menolong diri
(2) Sedang, dengan ciri – ciri membutuhkan bantuan untuk latihan berbicara, berjalan, mengurus diri, dan alat- alat khusus.
(3) Berat, dengan ciri – ciri membutuhkan perawatan tetap dalam ambulasi, bicara, dan menolong diri
Klasifikasi berdasarkan kelainan gerak adalah Cerebral Plasy diklasifikasikan menjadi:
(1) spastik, dengan ciri seperti terdapat kekakuan pada sebagian atau seluruh ototnya
(2) dyskinesia, yang meliputi athetosis(penderita memperlihatkan gerak yang tidak terkontrol), rigid(kekakuan pada seluruh tubuh sehingga sulit dibengkokkan, tremor(getaran kecil yang terus menerus pada mata, tangan atau pada kepala),
(3) Ataxia(adanya gangguan keseimbangan, jalannya gontai, koordinasi mata dan tangan tidak berfungsi
(4) Jenis campuran(seorang anak mempunyai kelainan dua satu lebihdari tipe –tipe di atas
b. Kelainan pada sistem otot dan rangka.
Penggolongn pada kelainan pada sistem otot dan rangka dan rangka adalah sebagai berikut
(1) Poliomyelitis merupakan suatu infeksi penyakit pada sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh virus polio yang mengakibatkan kelumpuhan yanbg bersifat menetap dan tidak mengakibatkan gangguan kecerdasan atau alat – alat indera
Kelumpuhan dibedakan atas tipe spinal(kelumpuhan pada otot leher, sekat dada, tangan dan kaki), tipe bulbair(ditandai dengan gangguan pernafasan), tipe bulbispinal(gabungan antara tipe spinal dan bulbair), encephalitis(disertai dengan demam, kesadaran menurun, dan kadang – kadang kejang)
(2) Muscle Dystrophy adalah jenis penyakit otot yang disebabkan oleh faktor keturunan dan mengakibatkan otot tidak berkembang karenamengalami kelumpuhan yang sifatnya progresif dan simetris
(3) Spina Binifida merupkan jenis kelainan pada tulang belakang yang ditandai dengan terbukanya satu atau tiga ruas tulang belakang yang ditandai dengan terbukanya satu atau tiga ruas tulang belakang dan tidak tertutup lagi selama masa perkembangan sehingga fungsi jaringan saraf terganggu dan terjadilah kelumpuhan.
C. KARAKTERISTIK ANAK TUNADAKSA
1. Karakteristik Akademik anak ktunadaksa, meliputi ciri khas kecerdasan, kemampuan kognisi, persepsi dan simbolisasi mengalami kelaianan karena terganggunya sistem cerebral sehingga mengalami hambatan dalam belajar, dan mengurus diri. Anak tunadaksa karena kelainan pada sistem otot dan rangka tidak terganggu sehingga dapat belajar, seperti anak normal.
2. Karakteristik sosial/ emosional anak tunadaksa menunjukkan bahwa konsep diri dan respons serta sikap masyarakat yang negatif terhadap analk tunadaksa merasa tidak mampu, tidak berguna, dan menjadi rendah diri. Akibatnya kepercayaan dirinya hilang dan akhirnya tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Mereka juga menunjukkan sikap mudah tersingung, mudah marah, lekas putus asa, rendah diri,kurang dapatbergaul, malu, dan suka menyendiri serta frustasi berat
3. Karakteristik fisik/ kesehatan anak tuanadaksa biasanya selain mengalami cacat tubuh, juga mengalami gangguan lain, seperti sakit gigi, berkurangnya daya pendengaran, penglihatan, gangguan bicara, dan gangguan motorik
D. TUJUAN PENDIDIKAN ANAK TUNADAKSA
1. Pengembangan intelektual dan Akademik
Pengembangan aspek ini dapat dilaksanakan secara formal di sekolah melalui kegitatan pembelajaran. Di sekolah khusus anak tunadaksa (SLB- D) tersedia semua prangkat kerikulum dengan semua pedoman pelaksanaanya., namun hal yang lebih penting adalah pemberian kesempatan dan perhatian khusus pada anak tunadaksa untuk mengoptimalkan perkembangan intelektual dan akademiknya.
2. Membantu Perkembangan Fisik
Hambatan utama belajar adalah adanya gangguan motorik. Oleh karena itu, guru harus dapat mengatasi gangguan tersebut sehinggaanak memperoleh kemudahan dalam mengikuti pendidikan.

1 komentar:

farida mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.